C. Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-Negara ASEAN
1. Perubahan
Ruang dan Interaksi Antarruang Akibat Faktor Alam
Kondisi
alam dan kondisi sosial negara-negara ASEAN yang relatif homogen dan
saling
membutuhkan memudahkan interaksi antara satu negara dan negara lainnya.
Interaksi
ini terjadi dalam bentuk kerja sama di berbagai bidang. Banyak faktor yang
menimbulkan
berbagai bentuk interaksi antara negara tersebut, antara lain faktor
iklim
dan faktor geologi.
a. Faktor Iklim
Lokasi
negara-negara ASEAN yang berada di antara Benua Asia dan Benua
Australia
menyebabkan wilayah ini memiliki pola arah angin yang berganti setiap
setengah
tahun sekali. Angin ini dinamakan angin muson timur dan angin muson
barat,
masing-masing menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan.
Iklim
yang dipengaruhi tiupan angin muson dinamakan iklim muson. Selain iklim
matahari
dan iklim muson, wilayah negara-negara ASEAN juga dipengaruhi iklim
fisis.
Iklim fisis dipengaruhi keadaan fisik suatu wilayah, seperti perairan laut,
pegunungan,
dan dataran.
Negara-negara
ASEAN terkadang mengalami perubahan iklim yang tidak
terprediksi,
sebagai akibat adanya perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku
yang
menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim ini memicu terjadinya
bencana
alam klimatik atau bencana alam yang disebabkan kerusakan faktor-faktor
iklim.
Dalam
upaya menanggulangi bencana di kawasan Asia Tenggara, ASEAN
melakukan
kerja sama antarnegara anggotanya. Contoh kerja sama ASEAN dalam
menanggulangi
bencana klimatik, yaitu ketika terjadi kebakaran hutan yang hebat
di
Sumatra tahun 2015, Malaysia dan Singapura atas nama ASEAN memberikan
bantuan
peminjaman pesawat pemadam kebakaran. Indonesia dan beberapa negara
ASEAN
lain membantu Filipina yang mengalami bencana badai Haiyan tahun 2014.
Berdasarkan
kondisi iklim matahari, fisis, ataupun muson, hampir seluruh negara
ASEAN
memiliki kesamaan kondisi. Kondisi iklim yang sama ini membuat negaranegara
di
ASEAN ini bahu membahu untuk saling membantu.
b. Faktor
Geologi
Berdasarkan
faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi geologi seperti kondisi
tanah
dan batuan penyusunnya di bumi, negara-negara ASEAN berada di daerah
tumbukan
antarlempeng. Tumbukan lempeng identik
dengan
kemunculan gunung berapi. Rangkaian gurung di kawasan negara-negara
ASEAN
dikenal dengan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.
Pergerakan
lempeng yang bertumbukkan mengakibatkan terjadinya bencana
geologis,
seperti gempa bumi. Apabila terjadi di laut atau memengaruhi pergerakan
gelombang
laut, gempa bumi dapat menimbulkan bencana tsunami.
Setidaknya
empat dari sebelas negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia,
Thailand,
dan Myanmar, pernah mengalami kejadian gempa yang merenggut korban
jiwa
sangat banyak. Sebagian besar korban diakibatkan tsunami yang terjadi setelah
gempa
berlangsung. Korban tsunami yang menggemparkan dunia terjadi di wilayah
Indonesia,
yaitu di Aceh pada tahun 2006. Sama seperti kejadian bencana lain,
negara-negara ASEAN sebagai organisasi ataupun negara-negara tetangga melalui
Pusat
Koordinasi Bantuan Kemanusiaan memberikan bantuan berupa kebutuhan
pokok,
fasilitas kesehatan, maupun donasi untuk perbaikan lingkungan dalam masa
pemulihan.
c. Faktor
Ketersediaan Sumber Daya Alam
Pernahkah
kalian mengamati daerah tempat tinggalmu? Apakah ada sesuatu yang
dimiliki
oleh daerah tempat tinggalmu yang tidak terdapat di daerah lain? Kondisi
yang
kalian rasakan sama, seperti ketersedian sumber daya alam yang ada di
negaranegara
ASEAN.
Sebagai
contoh, hampir semua negara-negara ASEAN memiliki sumber daya
alam
berupa barang tambang, kecuali Singapura. Negara Singapura yang wilayahnya
sangat
sempit memiliki keterbatasan sumber daya alam barang tambang, tetapi
menguasai
perdagangan dan industri. Negara-negara ASEAN yang kaya dengan
barang
tambang mentah mengekspornya ke Singapura untuk diolah menjadi berbagai
barang
kebutuhan pokok. Negara-negara ASEAN yang lain juga melakukan kegiatan
yang
serupa dengan volume yang berbeda-beda sesuai kemampuan masing-masing
negara.
Sumber
daya alam tidak hanya berupa barang tambang. Sumber daya alam
hayati
dan nonhayati lainnya dapat dijumpai di negara-negara ASEAN. Hutan dan
laut
merupakan contoh lain sumber daya alam yang dimiliki hampir semua negara
ASEAN.
Hutan, laut, dan barang tambang merupakan sumber daya alam yang banyak
dieksplorasi
untuk menunjang kehidupan setiap negara. Indonesia memiliki hutan
paling
luas di antara negara yang lain. Namun, laju kerusakan hutan atau deforestasi
di
Indonesia juga paling tinggi di antara negara-negara ASEAN lainnya. Hasil hutan
dari
Indonesia dan negara-negara ASEAN lain digunakan sebagai salah satu sumber
pendapatan
negara. Salah satu tujuan ekspornya yaitu ke negara-negara industri,
seperti
Singapura.
Perairan
laut di kawasan negara-negara ASEAN banyak diekplorasi untuk
menghasilkan
devisa atau pendapatan negara. Perikanan, mutiara, rumput laut
sampai
barang tambang merupakan contoh eksplorasi perairan laut sebagai sumber
daya
alam. Saat ini, perairan laut banyak yang dikelola sebagai tempat wisata.
Tidak
semua sumber daya yang diperlukan suatu negara tersedia di negara
tersebut.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhannya, negara-negara anggota
ASEAN
melakukan pertukaran sumber daya alam dalam kegiatan jual beli. Kegiatan
jual
beli dan pertukaran sumber daya ini merupakan bentuk interaksi
antarnegaranegara
ASEAN
dengan bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan
Teknologi terhadap
Perubahan
Ruang
Perkembangan
ilmu dan teknologi telah berpengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupan
manusia. Manusia lebih dimudahkan dalam berbagai hal ketika beraktivitas.
Ilmu
yang menghasilkan teknologi komunikasi mengurangi jarak dan waktu dalam
berinteraksi
antarpihak. Teknologi yang memiliki peranan besar dalam mengubah
kehidupan
manusia dalam berinteraksi adalah teknologi transportasi dan teknologi
komunikasi.
Teknologi transportasi dimanfaatkan untuk memindahkan barang dan
manusia
dari satu tepat ke tempat lain. Teknologi komunikasi dimanfaatkan untuk
bertukar
informasi. Teknologi produksi digunakan untuk memproduksi sandang,
pangan,
dan papan.
Segala
macam jenis teknologi bermanfaat karena memudahkan pekerjaan
manusia.
a. Teknologi
Transportasi
Saat
ini, berbagai macam bentuk alat transportasi dapat dijumpai baik di darat,
laut,
dan udara. Ilmu dan pengetahuan yang semakin luas telah memungkinkan
perkembangan
berbagai macam alat transportasi yang nyaman, cepat, dan dengan
tingkat
keamanan yang tinggi. Kereta cepat monorel, pesawat terbang, dan speed
boat
terus
mengalami perbaikan demi kenyamanan penumpangnya. Namun demikian, alat
transportasi
tradisional yang belum menggunakan mesin masih dapat dijumpai dan
bertahan
sampai saat ini di negara-negara ASEAN, seperti pedati, delman, dan becak.
Adanya
perkembangan teknologi tansportasi membawa perubahan aktivitas
manusia
yang berakibat terhadap perubahan tata kehidupan. Jumlah orang Indonesia
yang
pergi ke Malaysia dan Singapura atau sebaliknya semakin meningkat setiap
tahunnya.
Pesawat bukan lagi alat transportasi yang mahal. Setiap orang dapat
menikmati
layanan karena harganya yang terjangkau, cepat, dan nyaman. Kapal laut
selain
digunakan sebagai sarana transportasi, juga saat ini digunakan sebagai sarana
wisata.
Transportasi darat semakin banyak memberikan alternatif perjalanan.
Perkembangan
sarana transportasi membutuhkan ruang sebagai sarana ataupun
prasarana.
Semakin banyak alat transportasi di darat, laut, ataupun udara, sarana dan
prasarana
penunjang seperti perluasan jalan, terminal, bandara, dermaga pelabuhan
juga
semakin mendesak pembangunannya.
Pembangunan
prasarana transportasi akan mengubah kondisi wilayah di suatu
negara.
Lahan-lahan produktif seperti hutan atau sawah diubah untuk membangun
jaringan
jalan. Di beberapa negara ASEAN, rekayasa jaringan lalu-lintas transportasi
darat
sudah sangat canggih. Singapura dan Thailand lain mengembangkan jaringan
transportasi
darat bawah tanah.
Perubahan
penggunaan lahan sebagai sarana transportasi terjadi juga di sekitar
bandara.
Lahan yang sebelumnya digunakan sebagai pemukiman atau persawahan
dikonversi
demi perluasan area bandara. Contohnya, pembangunan Bandara
Suvarnabhumi
di Thailand yang menggantikan Bandara Don Muang, Bandara Luang
Prabang
di Laos, Bandara Ninoy Aquino di Filipina, dan lain-lain.
b. Teknologi
Komunikasi
Komunikasi
merupakan cara manusia saling berhubungan atau berinteraksi.
Cara
berkomunikasi pertama kali diajarkan oleh ibu kepada anaknya. Bahasa yang
diajarkan
sang ibu kepada anaknya dinamakan bahasa ibu. Bahasa ibu dapat berupa
bahasa
Indonesia, bahasa Melayu, bahasa Inggris, atau bahasa lainnya.
Ilmu
pengetahuan telah berjasa mengubah perkembangan teknologi komunikasi
menjadi
semakin canggih. Teknologi komunikasi memungkinkan informasi dapat
menyebar
luas dalam waktu yang singkat. Berbeda dengan keadaan pada masa lalu
ketika
komunikasi masih menggunakan surat, yang membutuhkan waktu yang lama
untuk
sampai ke tujuan. Perkembangan teknologi komunikasi sangat menguntungkan
karena
dapat mengurangi jarak dan waktu.
Meskipun
demikian, perkembangan teknologi komunikasi dapat juga membawa
kerugian,
antara lain mengurangi intensitas interaksi secara langsung antarmasyarakat.
yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat di negara-negara ASEAN
sebagai
akibat perkembangan teknologi transportasi dan komunikasi dapat dilihat,
contohnya
dalam berbagai aspek, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun keamanan.
1)
Sosial
a)
Bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu singkat.
b)
Kebutuhan transportasi massal semakin tinggi untuk menghindari kemacetan.
c)
Maraknya perdagangan manusia.
d)
Kerja sama luar negeri semakin mudah.
2)
Ekonomi
a)
Bertambahnya pendapatan negara dari pajak dan pendapatan dari sewa
tempat
tinggal akibat munculnya pusat-pusat aktivitas masyarakat, seperti
perbelanjaan,
wisata, dan tempat tinggal yang diperlukan pendatang.
b)
Nilai barang lokal meningkat seiring permintaan mata uang asing.
c)
Barang-barang asing semakin mudah dijangkau.
3)
Budaya
a)
Terjadi akulturasi budaya secara sadar maupun tidak.
b)
Perubahan sistem nilai dan norma.
c)
Terjadinya kecenderungan gaya hidup hedonis.
d)
Aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk.
4)
Keamanan
a)
Gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan.
b)
Narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat.
c)
Jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.
3. Pengaruh Perubahan Ruang terhadap
Kehidupan Ekonomi
Negara-negara
anggota ASEAN mulai menerapkan AFTA (ASEAN Free Trade
Area)
dalam kehidupan internasionalnya. Secara ekonomis, pemberlakukan AFTA
akan
menjadikan kegiatan ekonomi lebih meluas. Produsen beras seperti Thailand
dapat
dengan mudah mengekspor produknya ke Singapura, Indonesia, dan negara
anggota
ASEAN lain tanpa dibebani pajak, begitupun sebaliknya. Pilihan konsumsi
pun
semakin banyak, baik kualitas maupun harganya. Kerja sama negara-negara
ASEAN
ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja sama antarnegara dalam
bidang
ekonomi. Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan
adanya
kompetitor dari luar negeri.
Kegiatan
produksi yang dilakukan oleh produsen atau pelaku kegiatan produksi
suatu
negara ASEAN akan dapat dengan mudah dipasarkan ke negara lain dalam
lingkup
ASEAN. Contoh, Indonesia dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh petani
di
Thailand dan Myanmar. Produk elektronik Singapura dapat lebih mudah diperoleh
oleh
masyarakat di negara ASEAN.
Kerja
sama ASEAN menjadikan proses distribusi menjadi lebih jauh jangkauannya.
Barang
atau jasa yang dihasilkan oleh produsen sampai ke tangan masyarakat
(konsumen)
melalui distributor. Perkembangan teknologi transportasi dapat
memperpendek
jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan barang atau
jasa
sampai ke tangan konsumen. Lautan luas tidak lagi menjadi penghalang untuk
mendistribusikan
barang dan jasa. Kemudahan distribusi ini sangat menguntungkan
pelaku
kegiatan ekonomi dan memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan yang
lebih
besar.
Kegiatan
distribusi antarnegara dalam bentuk ekspor dan impor yang melibatkan
dua
negara atau lebih identik dengan pergerakan barang atau jasa antarnegara.
Kegiatan
ekspor dan impor ini menunjukkan adanya interaksi antarruang negara yang satu
dengan negara lainnya. Kegiatan produksi dan distribusi bertujuan memenuhi
kebutuhan
masyarakat sebagai konsumen. Konsumen adalah pengguna barang atau
jasa
yang telah diproduksi oleh produsen dan didistribusikan oleh distributor.
AFTA
memungkinkan setiap orang di negara-negara ASEAN untuk dapat
mengonsumsi
barang-barang produk luar negeri. Kalian diminta melihat produk
yang
digunakan dalam keseharian, seperti barang elektronik.
4. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke
Industri dan Pemukiman
terhadap
Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang
Pernahkah kalian mendengar negara
Singapura melakukan reklamasi untuk
memperluas daratan? Reklamasi adalah
alih fungsi lahan pantai menjadi daratan.
Reklamasi tersebut disebut salah satu
bentuk alih fungsi lahan yang disebut konversi
lahan. Biasanya, mengubah area
pertanian menjadi area dengan kegunaan lain,
misalnya menjadi permukiman atau
industri. Konversi lahan menjadi fenomena yang
sering dijumpai di negara-negara ASEAN.
Konversi
lahan pertanian sering terjadi di negara-negara ASEAN dengan laju
pertumbuhan
penduduk relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam,
Laos,
Kamboja, dan Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran kota
ataupun
area persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, seperti di
dekat pasar.
Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak lahan
telah
dikonversi, lahan pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi.
Hal
ini
berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
a. Pengaruh
Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri
Konversi
lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di negara-negara
sedang
berkembang, seperti negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian
menjadi
lahan industri banyak terjadi di pinggir kota. Biasanya, pemilik perusahaan
mendirikan
industri di sana karena beberapa alasan, di antaranya sebagai berikut.
1)
Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. Sebagian besar lahan
strategis
tersebut merupakan lahan pertanian.
2)
Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan terbangun.
3)
Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah.
4)
Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang
baik.
5)
Faktor sosial dan budaya hukum waris. Konversi lahan pertanian menjadi
industri
mengakibatkan petani “terusir” dari tanah mereka digantikan oleh
uang.
Awalnya, petani di pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka
menjadi
petani gurem dan tak bertanah. Kondisi ini memengaruhi sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang.
Anak-anak petani
tidak
lagi diwarisi lahan pertanian, tetapi diganti dengan pembagian uang hasil
penjualan
lahan pertanian.
Penggunaan
lahan dalam pembangunan industri memerlukan perhatian beberapa
negara
industri. Pasalnya, tidak semua industri yang akan atau sudah dibangun berada
di
lahan yang tepat dan tidak menempati lahan produktif seperti lahan pertanian.
Berbagai
masalah akan timbul akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi
industri,
antara lain:
1)
Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian
menurun.
2)
Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat
limbah
atau polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.
3)
Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan pertanian.
b. Pengaruh
Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman
Permukiman
menjadi kebutuhan pokok manusia. Semakin banyak jumlah manusia,
area
permukiman yang dibutuhkan juga semakin luas. Kondisi ini terjadi juga di
negara-negara
anggota ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman
marak
dilakukan di negara-negara ASEAN.
Konversi
lahan pertanian menjadi permukiman pasti akan menimbulkan dampak,
sama
seperti konversi lahan pertanian menjadi lahan industri. Biasanya, selalu
berdampak
negatif apabila dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Adapun
dampak
negatifnya itu adalah sebagai berikut.
1)
Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin
kecil.
2)
Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya.
3)
Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (RTH).
4)
Berkurangnya lahan resapan air.
Konversi
lahan identik dengan perubahan kondisi ruang. Konversi lahan tidak
dapat
dicegah karena kebutuhan manusia akan ruang tidak dapat dihindari. Mencegah
konversi
lahan bisa jadi menghambat pembangunan suatu negara. Oleh karena
itu,
konversi lahan pertanian harus tetap terjadi. Meskipun demikian, kita harus
mengawasi
konversi lahan yang terjadi, jangan sampai mengganggu keseimbangan
alam,
ekosistem, dan kelangsungan hidup sebagian warga negara.
RINGKASAN
• Letak astronomis negara-negara ASEAN adalah 28°LU-11°LS dan
93°BT-141°BT.
• Berdasarkan letak geografis, negara-negara ASEAN berada di
antara duasamudra dan dua benua.
• Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan jarak
relatifantara dua negara semakin pendek.
• Adanya kebutuhan untuk meningkatkan kebutuhan ekonomi
menyebabkanterjadinya interaksi antarnegara terutama dalam hal perdagangan.
• Konversi lahan pertanian menyebabkan perubahan ruang.
• Setiap negara di Asia Tenggara memiliki karakteristik berbeda.
• Kerja sama antarnegara dilakukan karena terdapat kebutuhan
berbeda di setiapnegara.
• Kerja sama di berbagai bidang mengakibatkan adanya perubahan
ruang daninteraksi atau aktivitas masyarakat ASEAN dalam bidang ekonomi,
sosial,budaya, politik, dan pendidikan.