MATERI IPS KELAS 7
SEMESTER 2
MTs. TAUHIDUL AFKAR

GURU MAPEL: DUDI RIDWAN, S.Pd.I 

PERTEMUAN 12

BAB IV

KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA PRAAKSARA, HINDU-BUDDHA, DAN ISLAM

Peta Konsep



Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan dapat:

·         Mengidentifikasi periodisasi masa praaksara di Indonesia

·         Mendeskripsikan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa praaksara

·         Mendeskripsikan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Hindu-Buddha

·         Mendeskripsikan perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Islam

 

A.      Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara

Untuk mengetahui jejak-jejak peninggalan sejarah manusia masa lampau, bisa dengan cara mengunjungi museum purbakala.

Di tempat ini kita akan menemukan:

·         Fosil, yaitu sisa-sisa tulang benulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang sudah membatu.

·         Artefak, alat-alat kehidupan/perabot seperti senjata, alat pertanian dan alat rumah tangga.

·         Prasasti, tulisan pada naskah kuno, baik yang ada pada batu, dinding gua, maupun yang lainnya.

 



1.        Mengenal Masa Praaksara

Masa praaksara yaitu suatu masa ketika manusia belum mengenal tulisan, kemudian masa hindu-buddha yang ditandai dengan berkembangnya unsur-unsur kebudayaan dan agama hindu-buddha, selanjutnya masa islam yang ditandai dengan berkembangnya unsur-unsur Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Praaksara berasal dari gabungan kata yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. Jadi praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan.

Masa praaksara juga disebut masa nirleka (nir artinya tidak ada, leka artinya tulisan), dikenal juga masa prasejarah.

Pembatas waktu masa praaksara adalah dengan adanya tulisan. Masyarakat Indonesia diperkirakan mengenal tulisan sekitar abad ke-5 Masehi, hal ini diketahui dari Yupa (batu bertulis peninggalan kerajan Kutai) yang terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur.

PERTEMUAN 13

2.        Periodisasi Masa Praaksara

a.       Periodisasi secara Geologis

1)        Zaman arkaikum, 2.500 juta tahun lalu.

2)        Zaman palaeozoikum, 340 juta tahun lalu.

3)        Zaman mesozoikum, 140 juta tahun lalu.

4)        Zaman neozoikum atau kenozoikum, 60 juta tahun lalu.

b.      Periodisasi secara Arkeologis

1)        Zaman batu

a)      Paleolithikum

b)      Mesolithikum

c)      Neolithikum

d)     Tradisi megalithic

(1)   Menhir sebagai tanda peringatan untuk orang yang telah meninggal

(2)   Dolmen berfungsi sebagai tempat pelinggih, tempat duduk kepala suku atau raja.

(3)   Kubur peti batu adalah kuburan orang yang telah meninggal yang dibuat dari enam buah batu dan sebuah penutup.

(4)   Waruga, yaitu peti batu dalam ukuran yang lebih kecil. (Sulawesi Tengah).

(5)   Sarkofagus, yaitu kubur batu seperti lesung dan diberi tutup. (Bali).

(6)   Punden berundak.

(7)   Patung.

2)        Zaman logam

a)      Zaman perunggu.

b)      Zaman tembaga.

c)      Zaman besi.

c.       Periodisasi berdasarkan perkembangan kehidupan

1)        Masa berburu dan mengumpulkan makanan (tingkat sederhana, dan tingkat lanjut).

2)        Masa bercocok tanam

3)        Masa perundagian

3.        Nilai-nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia

a.       Nilai religius (kepercayaan)

b.      Nilai gotong royong

c.       Nilai musyawarah

d.      Nilai keadilan

e.       Tradisi bercocok tanam

f.       Tradisi bahari (pelayaran)

PERTEMUAN 14

4.        Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Paul dan Fritz Sarasi (Sarasin bersaudara) mengemukakan bahwa penduduk asli Indonesia  adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. Ras ini awalnya mendiami Asia bagian tenggara yang saat itu masih bersatu sebagai daratan pada zaman es atau periode glasial.

Setelah periode es berakhir, es mencair, maka daratan menjadi terpisah oleh laut China dan laut Jawa.  Penduduk asli tinggal di pedalaman, dan penduduk pendatang tinggal di pesisir. Penduduk asli inilah yang disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin.

Orang Vedda kemudian menyebar ke timur dan mendiami wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Ki, Seram, Timor Barat, Flores Barat, dan terus ke timur sampai kepulauan Melanesia. Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di sumatera dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia.

Ras lain yang menghuni kepulauan Indonesia dengan ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklat-coklatan, dan bermata sipit adalah:

·         Proto Melayu dianggap kelompok melayu yang bermigrasi dari wilayah Cina Selatan (Povinsi Yunnan)  gelombang pertama.

·         Deutro Melayu adalah kelompok melayu yang bermigrasi Utara pada gelombang kedua.

Perkakas yang mereka bawa:

·         Proto Melayu yang bermigrasi dari barat membawa kapak persegi dan kapak lonjong.

·         Deutro Melayu yang bermigrasi dari Indochina Utara membawa perkakas besi.

Suku bangsa yang dibentuk:

·         Proto melayu tergolong suku bangsa mentawai, dayak dan toraja.

·         Deutro melayu tergolong suku bangsa minang, jawa, bugis, dll.

PERTEMUAN 15

B.       Kehidupan Masyarakat Pada Masa Hindu Buddha

1.      Masuknya Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

Hubungan dagang antara India dan Cina semula dilakukan melaui jalur darat yang dikenal dengan jalur sutera. Jalur ini membentak dari Cina melewati Asia Tengah, sampai ke Eropa. Komoditi yang diperdagangkan selain kain sutera adalah wewangian dan rempah-rempah.

Akan tetapi sejak abad masehi, jalur itu dialihkan melalui laut karena situasi jalan darat di Asia Tengah sudah tidak aman. Jalan laut yang terdekat dari India ke China yaitu melalui Selat Malaka.

Peralihan rute ini membawa kentungan bagi masyarakat Indonesia, Kepulauan Indonesia jadi tempat pemberhentian (transit) bagi pedanga-pedangan Cina dan India. Masyarakat Indonesia akhirnya ikut aktif dalam perdagangan tersebut sehingga terjadilah kontak dagang angara keduanya (Indonesia - India dan Indonesia - Cina).

Hubungan dengan kedua bangsa itu menyebabkan pengaruh Hindu-Buddha yang berasal dari India berkembang ke Indonesia. Adapun teori perkembangan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha adalah sebagai berikut:

a.       Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh NJ. Krom. Ia menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayan Hindu-Buddha dibawa oleh pedangan India. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia menyesuaikan dengan angina musim. Sambih menunggu perubahan arah angina, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia, kemungkinan mereka melakukan perkawinan dengan wanita-wanita pribumi, dari sinilah kebudayaan India menyebar dan menyerap.

b.      Teori Ksatria

Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu:

1).        C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan ksatria sedikit banyak membantu kemenangan salah satu pihak yang bertikai. Sebagai hadiah diantara mereka ada yang ditikahkan dengan salah satu putri dari suku atau kelompok yang dibantunya.

2).        Mookerji mengungkapkan hal yang sama dengan C.C. Berg. Para ksatria Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dengan membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.

3).        J.L. Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada wal abad ke-5 ada diantara keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.

PERTEMUAN 16

a.       Teori Brahmana

Teori ini diungkap oleh Jc. Van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Buddha India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapat ini didasarkan pada peninggalan-peninggalan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia, terutama prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Karena golongan Brahmanalah yang menguasasi bahasa dan huruf tersebut.

b.      Teori Arus Balik

Pendapat ini dikemukakan oleh F.D.K. Bosch. Teori ini menyebutkan bahwa banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu-Buddha ke India. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.

1.      Pengaruh Hindu-Buddha terhadap Masyarakat Indonesia

Perubahan aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang terpengaruh kebudayaan Hindu-Buddha antara lain dalam bidang-bidang berikut ini:

a.       Bidang Pemerintahan

Sebelum masuk budaya Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia dipimpin oleh kepala suku, setelah masuk budaya Hindu-Buddha, pemimpin diganti oleh raja.

Raja memiliki kekuasaan yang sangat besar. Kedudukan raja tidak lagi dipilih oleh rakyat, tetapi secara turun temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dewa dan dianggap sebagai puncak dari segala hal dalam negara.

b.      Bidang Sosial

Setelah masuknya budaya Hindu-Buddha berpengaruh terhadap munculnya sistem kasta dalam masyarakat, sebagaimana berikut:

(1) Golongan Brahmana (pendeta) menduduki golongan pertama,

(2) Ksatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua,

(3) Waisya (pedagang dan petani) menduduki golongan ketiga,

(4) Sudra (rakyat biasa) menduduki golongan terendah.

Adanya pembagian kasta pada masyarakat berdampak pada hal yang negatif yang tidak diinginkan berupa perbedaan hak-hak antara golongan-golongan tersebut. Terutama dalam hal pewarisan, sanksi dan kedudukan dalam pemerintahan.

c.       Bidang Ekonomi

Sejak terbentuknya jalur perdagangan laut yang menghubungkan India dan Cina, kegiatan perdagangan di kepulauan Indonesia berkembang pesat. Daerah pantai timur Sumatra menjadi jalur perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang.

Kemudian pusat-pusat perdagangan yang berkembang muncul menjadi pusat kerajaan.

d.      Bidang Agama

Hubungan dagang yang terjadi antara Indonesia, India dan Cina menyebabkan pusat-pusat perdagangan di Indonesia menjadi pusat-pusat Hindu-Buddha.

PERTEMUAN 17

e.       Bidang Kebudayaan

Berkembangnya kebudayaan Hindu-Buddha mendorong terjadinya proses perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan Hindu-Buddha. Perpaduan ini disebut akulturasi. Hasilnya adalah kebudayaan baru yang memiliki ciri khas dari masing-masing kebudayaan. Contoh akulturasi ini tampak pada:

1).         Seni bangunan.

Bangunan berbentuk candi merupakan bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu-Buddha dan unsur budaya asli Indonesia. Bentuk candi pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur asli Indonesia.

2).         Seni rupa dan seni ukir.

Seni rupa, seni pahat dan seni ukir dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi. Di sekitar patung Buddha terdapa lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.

3).         Sastra dan Aksara

Berkembangnya karya sastra terutama yang bersumber dari Mahabarata dan Ramayana, melahirkan pertunjukan wayang kulit yang ceritanya banyak mengandung nilai-nilai pendidikan.

Perkembangan sastra ini didukung oleh penggunaan bahasa Sansekerta dan huruf-huruf India seperti Pallawa, Pranagari, dan Dewanagari.

Wayang kulit sendiri tidak berasal dari India, tokoh-tokoh punakawan pada wayang tersebut seperti Semar, Gareng, Bagong dan Petruk adalah asli dari Indonesia.

2.      Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budda di Indonesia adalah lahirnya kerajaan-kerajaan Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain:

a.      Kerajaan kutai

Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-5. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam.

Informasi tentang awal mula kutai diketahui dari Yupa. Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.

Yupa ini berbahasa Sansekerta dan ditulis dengan huruf Pallawa. Salah satu isi yupa menyebutkan nama-nama raja yang pernah memerintah di Kutai, yaitu Kundunga, Asmawarman dan Mulawarman.

b.      Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa. Berdasarkan catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa kerjaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu.

Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara diketahui dari prasasti yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Sampai saat ini ditemukan 7 prasasti, yaitu: (1) prasasti Kebon Kopi, (2) Prasasti Ciaruten, (3) Prasasti Pasirawi, (4) Prasasti Jambu, (5) Prasasri Muara Cianten (6) Prasasti Tugu (7) Prasasti Cidanghiyang.

Sumber sejarah lain adalah dari catatan seorang musafir Cina yang bernama Fa-Hien. Dalam perjalanan ke India, ia singgah di Ye-Po-Ti (Pulau Jawa). Ia menceritakan bahwa diantara barang yang diperdagangkan adalah cula badak, kulit penyu dan perak. Ia juga menceritakan bahwa di Tarumanegara terdapat tiga agama, yakni Hindu, Buddha dan kepercayaan animism. Raja sendiri beragama Hindu.

Raja yang terkenal dari Kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman. Ia dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas, ia dekat dengan brahmana dan juga rakyatnya. Ia memerintahkan pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (kurang lebih 11 KM.)

PERTEMUAN 18

c.      Kerajaan Sriwijaya

Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya diperoleh dari prasasti yang berasal dari dalam negeri dan prasasti dari luar negeri. Prasasti dari dalam negeri antara lain:

·         Prasasti Kedukan Bukit,

·         Prasasti Talang Tuwo,

·         Prasasti Telaga Biru,

·         Prasasti Kota Kapur,

·         Prasasti Karang Berahi,

·         Prasasti Palas, Pasemah dan Amoghapasa.

Adapun prasasti yang berasal dari luar negeri antara lain:

·         Prasasti Ligor,

·         Prasasti Nalanda,

·         Prasasti Canton,

·         Prasasti Grahi, dan

·         Prasasti Chaiya.

Keterangan yang didapat mengenai Kerjaan Sriwijaya adalah sebagai berikut:

1.      Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha di Asia Tenggara

2.      Pulau Bangka dan Jambi Hulu telah ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 Masehi.

3.      Pada awal abad ke-11 Raja Rajendracola dari Kerajaan Colamandala (India) melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah Sriwijaya. Penyerbuan Colamandala dapat dipukul mundur namun berhasil melemahkan kerajaan Sriwijaya.

Kerjaan Sriwijaya diperkiraan terletak di Palembang di dekat sungai musi. Kehidupan masyarakat adalah bertani, namun karena dekat dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang.

Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Putrabaladewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Wilayah kekuasaan Sriwijaya berkembang luas, antara lain Sumatra dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian tengah, Kalimantan dan Semenanjung Melayu.

Riwayat kemunduran Kerajaan Sriwijaya:

1.      1017 M, Rajendracola dari Colamandala menyerbu.

2.      1025 M, Colamandala menyerbu yang kedua kali. Penyerbuan dapat dipukul mundur, akan tetapi banyak kapal Sriwijaya dan hancur dan tenggelam. Sriwija melamah.

3.      1377 M, armada laut Majapahit menyerang Sriwijaya. Berakhirlah Kerjaan Sriwijaya.


 

PERTEMUAN 19

d.     Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada pertengahan abad ke-8. Kerajaan ini diperintahkan oleh dua Dinasti, Yaitu Dinasti Sanjaya (Hindu) dan dinasti Syailendra (Buddha). Kedua dinasti itu saling mengisi pemerintahan dan kadang-kadang memerintah bersama-sama.

Sumber sejarah adalah berasal dari:

·         Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Ligor, Prasasti Nalanda, Prasasti Klurak, dan Prasasti Mantyasih.

·         Mataran kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna, kemudian digantikan oleh keponakannya yang bernama sanjaya. Raja Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga pada prasasti Canggal disebutkan bahwa tanah Jawa kaya akan padi dan emas.

·         Setelah raja Sanjaya, Mataran kuno diperintah oleh Rakai Panangkaran. Dalam prasasti kalasan disebutkan bahwa Rakai Panangkaran telah memberikan hadiah tanah untuk dijadikan candi untuk Dewi Tara, dan sebuah biara untuk para pendeta Buddha.

·         Sepeninggal Rakai Panangkaran, Mataram kuno terpecah menjadi dua, daerah Jawa bagian selatan oleh keluarga Sanjaya yang Hindu, dan daerah Jawa bagian utara oleh keluarga Syailendra yang Buddha.

·         Perpecahan tidak berlangsung lama, Mataram Kuno dapat dipersatukan kembali dengan adanya perkawinan Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya mengadakan perkawinan dengan Pramodhawardhani dari keluarga Syailendra. Pada masa ini, Mataram Kuno berkembang luas meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

·         Sepeninggal Rakai Pikatan, Mataram Kuno diperintah oleh Dyah Balitung. Pada tahun 898-911M. pada masa ini, Mataram Kuno mencapai puncak kejayaannya.

·         Raja-raja selanjutnya disebutkan sebagai berikut: (1) Raja Daksa – 910-919 M, (2) Raja Tulodong – 919-924 M, (3) Sri Wawa Maharaja Rakai Wawa – 924-929. Pada masa ini terjadi bencana alam dengan meletusnya Gunung Merapi. Mpu Sindok sebagai pejabat dalam pemerintahan Sri Maharaja Rakai Wawa memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur.

·         Ekonomi masyarakat Mataram Kuno bersumber dari usaha pertanian karena letaknya dipedalaman. Selain pertanian kehidupan maritim juga dikembangkan dengan memanfaatkan aliran sungai Bengawan Solo.


 

PERTEMUAN 20

e.      Kerajaan Medang

f.       Kerajaan Kediri

g.      Kerajaan Singhasari

h.      Kerajaan Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang berdiri dari sekitar 1293 M. Kerajaan Majapahit dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Sumber sejarah Kerajaan Majapahit diantara dapat diperoleh dari:

1). Kitab Pararaton, (2) Kitab Sutasoma, (3) Kitab Negarakertagama. Selain itu ada pula prasasti Gunung Butak, Prasasti Kudadu, Prasasti Blambangan, dan Prasasti Langgaran.

Munculnya Kerajaan Majapahit erat hubungannnya dengan keruntuhan Kerajaan Singhasari.

Raja-raja Majapahit:

·         Raden Wijaya

·         Hayam Wuruk – 1350-1389 M. Ia dibantu oleh Gajah Mada. Pada masa ini, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan.

·         Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah pemerintahan Hayam Wuruk berakhir. Raja-raja setelahnya tidak dapat mengembalikan kejayaan. Ditambah dengan terjadinya perang saudara yang dikenal dengan perang paragreg pada tahun 1401-1406 menyebabkan Kerajaan Majapahit melemah.

·         Kerajaan Majapahit semakin mengalami kemunduran disebabkan pengaruh Islam pada saat itu mulai meluas

PERTEMUAN 21

3.      Peninggalan-peninggalan Masa Hindu-Buddha

Borobudur

Prambanan

a.         Candi dan stupa

b.        Gapura

c.         Petirtaan (pemandian suci di kalangan istana, Misalnya, petirtaan Tirtha empul dan Jolotondo).

d.        Patung atau arca

e.         Relief, yaitu seni pahat pada dinding suatu bangunan atau candi. Relief itu melukiskan suatu cerita. Contohnya adalah cerita Ramayana yang dipahat pada dinding candi Prambanan.

f.         Prasasti, yaitu tulisan pada batu yang memuat berbagai informasi tentang sejarah, peringatan atau catatan suatu peristiwa. Misalnya: Prasasti Canggal, Prasasti Ciaruteun, Prasasti Talang Tuo, dan Prasasti Kota Kapur, dan lainnya.

g.        Kitab, yaitu karangan berupa kisah, catatan, laporan tentang suatu peristiwa atau sejarah. Isi kitab tidak berupa kalimat langsung melainkan rangkaian puisi indah dalam sejumlah bait.

h.        Bentuk pertunjukan wayang dan upcara keagamaan yang masih dapat disaksikan hingga saat ini. Pertunjukan wayang merupakan perpaduan dari seni pertunjukan, seni music, seni peran, seni sastra dan seni rupa.

PERTEMUAN 22

A.      Kehidupan Masyarakat Pada Masa Islam

Ketika perdagangan di sekitar Selat Malaka dan daerah lainnya di kepulauaan Indoneisa semakin maju, pedagang-pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat turut meramaikan kegiatan tersebut. Kapal-kapal dagang dari Arab, Persia, dan Gujarat menyinggahi beberapa tempat di pesisir Sumatra sejak aba ke-7 Masehi. Melalui hubungan dagang, para pedagang memperkenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam kepada masyarakat di Indonesia. Selain para pedagang, para mubaligh dan ulama juga turut serta memperkenalkan ajaran Islam, hasilnya terbentuklah sejumlah pemukiman muslim di berbagai daerah seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Maluku.

Pada abad ke-13 Masehi, mulai berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut lahir sebagai suatu kekuatan politik, ekonomi dan budaya yang baru setelah berakhirnya masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.

1.        Masuknya Islam ke Indonesia

Pendapat-pendapat yang menjelaskan waktu masuknya Islam dan tempat asalnya.

a.       Pendapat pertama menyatakan bahawa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari Arab atau Mesir. Bukti yang mendukung pendapat ini adalah dari Dinasti Tang yang berjudul Hsin-tangshu (sejarah Dinasti Tang) menyebutkan bahwa pada 674 M telah ada pemukiman dagang Arab di Polu-shih (Barus, Pantai Barat Sumatra).

b.      Pendapat kedua dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat. Ia mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia. Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia.

c.       Pendapat ketiga bahwa Islam masuk ke kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 Masehi. Menurut Snouck Hurgronje para penyebar Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India).

2.        Persebaran Islam di Indonesia

Persebaran Islam di Indonesia terjadi secara bertahap. Daerah yang pertama mendapat pengaruh Islam adalah daerah Indonesia bagian Barat. Daerah ini merupakan jalur perdaganan Internasional sehingga pengaruh Islam dapat dengan cepat tumbuh di sana. Di daerah ini berkembang beberapa pusat kerajaan Islam seperti Samudera Pasai dan Aceh. Dari sini kemudian Islam menyebar ke kota-kota pelabuhan yang ada di Indonesia seperti Banten, Jepara, Gresik, Tuban, Makassar, serta Ternate dan Tidore.

Adapun cara-cara penyebaran Islam ke berbagai tempat di Kepulauan Indonesia adalah sebagai berikut:

a.       Perdagangan

b.      Pernikahan

c.       Pendidikan

d.      Kesenian

3.        Pengaruh Islam terhadap Masyarakat Indonesia

Masuknya Islam ke Indonesia membawa pengaruh terhadap perubahan berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan itu antara lain pada bidang-bidang sebagai berikut:

a.       Bidang Politik

b.      Bidang Sosial

c.       Bidang Agama

d.      Bidang Kebudayaan

1)      Seni bangunan

a)Atap tumpang, seperti pada bangunan masjid Demak dan Mesjid Banten

b)    Menara, seperti pada menara kudus Jawa Tengah


c)Makam

Pembangunan makam umat Islam di Indonesia, banyak ditemukan di bukit atau dataran tinggi. Misalnya makam Sunan Gunung Jati di gunung Sembung atau kompleks pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri.

2)      Seni ukir

Seni ukir yang berkembang pada masa Islam merupakan modifikasi dari masa sebelumnya. Pola-pola yang dibentuk seperti daun-daunan, bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit karang, pemandangan, dan garis-garis geometri. Ragam rias ini kemudian ditambah dengan huruf Arab (kaligrafi) yang kerap kali digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup.

PERTEMUAN 23

4.        Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

Kerajaan-kerajaan Islam dikenal dengan sebutan kesultanan dan rajanya disebut sultan. Kesultanan Islam diperkirakan mulai lahir sejak abad ke-13 M. Berikut beberapa kesultanan di Indonesia.

a.       Kesultanan Samudera Pasai

Kesultanan Samudera Pasai berdiri antara tahun 1270-1275 M. Letaknya di sebelah utara Perlak di daerah Lhokseumawe (sekarang pantai timur Aceh) dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Sultan yang pernah memerintah di Samudera Pasai antara lain adalah Sultan Malik ash-Shaleh, Sultan Malik ath-Thahir, dan Sultan Mahmud Malik az-Zahir.

b.      Kesultanan Aceh Darussalam


Kesultanan Aceh Darussalam didirikan pada tahun 1513 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Berdasarkan berita Portugis, Pada tahun 1520, Kesultanan Aceh Darussalam berhasil menaklukan kerajaan Daya. Dan pada tahun 1524 M, menaklukan Pedir dan Samudera Pasai.

Kesultanan Aceh Darussalam menyerang kapal Portugis dibawah komando Simaode Souza  Galvao di Bandar Aceh. Pada 1529 M. kerajaan Aceh mengadakan persiapan untuk menyerang portugis, namun tidak jadi oleh karena pada 1530 Sultan Ali Mughayat Syah wafat.

c.       Kesultanan Demak


Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Kesultanan ini didirikan sekitar abad ke-15 M. oleh Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V, raja terakhir dari Kerajaan Majapahit.

Awalnya Demak merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit, seiring kemunduran Majapahit, Demak menjadi kawasan mandiri yang kemudian menjadi sebuah kesultanan. Pengaruh Kesultanan Demak kemudian meluas ke Sukadan (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi.

d.      Kesultanan Banten

Sebelum menjadi kesultanan, Banten sudah berkembang menjadi kota pelabuhan penting di bawah kekuasan Kerajaan Sunda pada Tahun 1526 M. Fatahillah dari kesultanan Demak berhasil merebut Banten dari Kerajaan Sunda. Perebutan kekuasaan ini terjadi disebabkan oleh adanya kerjasama politik dan ekonomi antara kerajaan Sunda dan Portugis. Hal ini dianggap membahayakan. Setelah kegagalan Adipati Yunus mengusir Portugis dari Malaka, Fatahillah kemudian mendirikan benteng pertahanan yang bernama Surosowan yang kelak menjadi pusat pemerintahan kesultanan Banten.


 

PERTEMUAN 24

e.       Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo) – carilah referensi Buku IPS hal 270

f.       Kesultanan Mataram

g.      Kesultanan Ternate dan Tedore

h.      Kesultanan Barjar

Pada awal abad ke-16 di Kalimantan Selatan terdapa tiga kerajaan, yaitu Nagara Dipa, Ngara Daha, dan Banjar. Raja Kerajaan Banjar bernama Raden Samudra. Ketika Nagara daha menyerang Kerajaan banjar, Raden Samudra meminta bantuan militer kepada Keslutanan Demak, Raden Samudra berjanji jika Kesultanan Demak membantu berperang melawan Nagar Daha, ia bersama seluruh rakyatnya akan masuk Islam.

Demak memenuhi permintaan itu. Dengan bantuan Demak, Kerajaan Banjar menang melawan Nagar Daha. Sesuai perjanjian, seluruh rakyat Banjar masuk Islam. Kemudian Raden Samudra dinobatkan oleh Sunan Kudus menjadi Sultan Banjar yang pertama dengan gelar Sultan Suryanullah atau Sultan Suryansyah. Ia memerintah pada tahun 1526-1545 M.

Kesultan Banjar mengalami masa kejayaan pada awal abad ke-17 M. Diantaranya adalah:

1)      Bidang politik, Kesultanan Banjar berhasil menghimpun kekuatan militer yang mempu membendung pengaruh politik dari Tuban, Arosbaya (Madura) dan Mataram.

2)      Bidang ekonomi, perdagangan kesultanan Banjar menjadi maju dengan lada sebagai komoditas utama dan juga cukai perdagangan karena letaknya yang strategis.

3)      Bidang keagamaan, lahir seorang ulama besar bernama Muhammad Arsyad ibn Abdullah Al Banjari. Beliau lahir di Martapura tahun 1710 M. Beliau dibiayai oleh Kesultanan Banjar belajar ke Mekkah. Sekembalinya dari Mekkah, beliau mengajar ilmu agama Islam dengan kitabnya yang terkenal Sabil al-Muhtadin.

5.        Peninggalan Sejarah Masa Islam

a.       Masjid

b.      Keraton

c.       Makam

d.      Kaligrafi

e.       Karya sastra

f.       Seni tari

g.      Debus

h.      Sekaten dan Grebeg

PERTEMUAN 25

Evaluasi….


0 Comments:

Post a Comment



Postingan populer dari blog ini

Pengolah Nilai PAS S1 - IPS 7

Rencana Ulangan PAS S1

SOAL-SOAL JELANG PTS 1 | IPS 9 | 2022/2023

By :
Free Blog Templates