Bangsa-bangsa yang pernah datang ke Indonesia, sebagiannya menjajah:
- Portugis
- Spanyol
- Inggris
- Belanda
- Jepang
Keunggulan lokasi berperan penting
terhadap kegiatan ekonomi, transportasi dan komunikasi masyarakat Indonesia.
Berbagai keunggulan yang dimiliki Bangsa Indonesia juga menjadi salah satu
pendorong bangsa – bangsa asing untuk datang ke Indonesia. Bukan hanya bangsa –
bangsa Asia, tetapi bangsa – bangsa Eropa yang letaknya ribuan kilometer dari
Indonesia tertarik dan berdatangan ke Indonesia. Kedatangan bangsa – bangsa
asing ke Indonesia sempat merugikan bangsa Indonesia. Keinginan mereka
menguasai Indonesia pada masa kolonialisme dan imperialisme melahirkan dampak –
dampak negatif bagi bangsa Indonesia.
1. Latar
Belakang Kedatangan Bangsa Barat.
a.
Daya tarik Indonesia bagi Bangsa –
Bangsa Barat.
Indonesia
dan bangsa – bangsa di eropa memiliki perbedaan kondisi alam. Lokasi
mempengaruhi perbedaan iklim dan kodisi tanah di Indonesia dan Eropa. Hal ini
mengakibatkan hasil bumi yang diperoleh juga berbeda. Bangsa Indonesia harus
senantiasa bersyukur karena dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa hidup di daerah
tropis yang subur. Keberadaan musim hujan dan kemarau di Indonesia memungkinkan
berbagai tanaman mudah tumbuh dan berkembang di Indonesia. Tanaman kebutuhan
sehari – hari dapat ditanam di setiap waktu. Hal ini berbeda dengan bangsa – bangsa
Eropa yang memiliki empat musim, yakni musim panas, musim dingin, musim semi
dan musim gugur. Berdasarkan kenyataan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa
bangsa – bangsa barat membutuhkan rempah – rempah karena mereka sangat
membutuhkan, sementara persediaan di Eropa sangat terbatas. Rempah – rempah
bagi bangsa – bangsa Eropa dapat digunakan untuk mengawetkan makanan, bumbu
masakan dan obat – obatan. Negara – negara tropis seperti Indonesia kaya akan
rempah – rempah sehingga bangsa – bangsa barat berusaha memperolehnya.
b.
Motivasi 3G (Gold, Gospel dan
Glory).
·
Gold, Gospel, Glory merupakan motivasi bangsa – Bangsa
Barat melakukan penjelajahan samudra. Terkenal dengan sebutan 3G karena memang
semboyan tersebut berawalan dengan huruf “G”, yakni Gold, Glory dan Gospel.
Gold artinya Emas, yang identic
dengan kekayaan. Semboyan ini menggambarkan bahwa tujuan bangsa Barat ke
Indonesia adalah untuk mencari kekayaan. Itulah yang membuat mereka melakukan
ekspedisi dan penjelajahan.
Glory bermakna kejayaan bangsa.
Gospel adalah keinginan bangsa Barat
untuk menyebarluaskan atau mengajarkan agama Nasrani khususnya ajaran Kristen
ke bangsa – bangsa di Asia, Afrika dan Amerika Selatan.
c.
Revolusi Industri.
Revolusi
Industri merupakan salah satu pendorong imperialism modern. Sudah sangat lama
bangsa – bangsa Eropa mengetahui Nusantara (Indonesia) sebagai sumber rempah –
rempah. bahkan sebelum Masehi. Mengapa mereka tidak mencari sendiri ke
Indonesia ?. Pada masa tersebut, mereka masih kesulitan terutama masalah transportasi,
kondisi politik dan keamanan. Revolusi Industri yang terjadi sekitar tahun 1750
– 1850 merupakan salah satu pendorong kedatangan bangsa – bangsa Barat ke
Indonesia. Revolusi Industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh
dalam memproduksi barang dari sebelumnya menggunakan tenaga manusia dan hewan
menjadi tenaga mesin. Penggunaan mesin dalam industry menjadikan produksi lebih
efisien, ongkos produksi dapat ditekan, serta barang dapat diproduksi dalam
jumlah besar dan cepat. Berkembangnya revolusi industry menyebabkan bangsa –
bangsa Barat memerlukan bahan baku yang lebih banyak. Mereka juga memerlukan
daerah pemasaran untuk menjual hasil – hasil industrinya. Salah satu pengaruh
Revolusi Industri yang sangat terasa adalah dalam kegiatan transportasi.
Penemuan mesin uap yang dapat dijadikan mesin penggerak perahu merupakan
teknologi baru pada masa tersebut. Perahu dengan mesin uap merupakan penemuan
sangat penting yang mendorong penjelajahan bangsa – bangsa Barat. Penggunaan
mesin uap dapat memperpendek waktu perjalanan. Selain penemuan mesin uap,
revolusi industry didukung berbagai penemuan lain seperti kompas, mesin
pemintal dan sebagainya. Penemuan – penemuan tersebut memicu bangsa – bangsa
Barat untuk melakukan berbagai petualangan.
2. Kedatangan
Bangsa – Bangsa Barat ke Indonesia.
Belanda
adalah negara yang paling lama menjajah Indonesia. Selain Belanda, bangsa –
bangsa barat yang datang ke Indonesia pada masa penjajahan adalah Portugis,
Spanyol dan Inggris.
a.
Kedatangan Bangsa Portugis di
Maluku.
Perjalanan Bangsa Portugis mencari
sumber rempah – rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis. Pada Tahun 1486,
Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia
bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka
pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai
Malaka dan Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan dagang dengan
Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku di
bawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco Serao.
b.
Ekspedisi Bangsa Inggris.
Persekutuan dagang milik Inggris
diberi nama EIC (East Indian Company). Didalamnya bergabung para pengusaha
Inggris. Walaupun Inggris tiba di Kepulauan Nusantara, pengaruhnya tidak
terlalu banyak seperti halnya Belanda. Hal ini disebabkan EIC terdesak oleh
Belanda, sehingga Inggris menyingkir ke India / Asia selatan dan Asia Timur.
c.
Kedatangan Bangsa Belanda di
Jayakarta (Jakarta).
Jayakarta merupakan pelabuhan penting
di Pulau Jawa yang kemudian menjadi markas VOC. Bagaimana proses kedatangan
Belanda di Indonesia ?. Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman memimpin
ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun 1595, armada de Houtman mengarungi ujung
selatan Afrika, selanjutnya terus menuju kea rah timur melewati Samudra Hindia.
Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan banten melalui Selat
Sunda. Kedatangan Houtman di Indonesia kemudian disusul ekspedisi – ekspedisi
lainnya. Dengan banyaknya pedagang Belanda di Indonesia, maka muncullah
persaingan di antara mereka sendiri. Untuk mencegah persaingan yang tidak
sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC /
Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger (penggabungan) dari
beberapa perusahaan dagang Belanda. Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter
Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun kemudian,
pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena VOC memandang bahwa Jawa
lebih strategis sebagai lalu lintas perdagangan. Selain itu, Belanda ingin
menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka. Pangeran Jayawikarta
(penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk mendirikan
kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran
Jayawikarta juga memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris).
Kebijakan ini membuat Belanda merasa tidak menyukai Pangeran Jayakarta.
- Gubernur Jendral VOC Jan Pieterzoon Coen membujuk penguasa Kerajaan banten untuk memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC dicabut. Pada tanggal 31 mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja banten. Momentum inilah yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat kantor dagang dan pemerintahan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada perjalanan sejarah selanjutnya.